Langsung ke konten utama

Rekrutmen PLN – 5/8 Tes Fisik

Menunggu terkadang menyebalkan, tapi darimana kita belajar sabar jika tak pernah merasakan menunggu sesuatu?. Pengumuman tes PLN selanjutnya untuk kali ini terasa lama, atau memang lama sih. Setelah selesai psikotes pada tanggal 3 April, pengumuman dijanjikan sekitar 2 minggu, seingat saya. Namun setelah 2 minggu berlalu, pengumuman yang ditunggu tak kunjung muncul. Sedikit resah, namun berharap besar. Berharap tentu harus, namun harus siap jika terjatuh. Akhirnya yang ditunggu menampakkan diri. Berawal dari pesan singkat kawan saya, bertuliskan “Alhamdullilah”, saya terkejut dan dengan tangan gemetar (apasih lebay) saya segera membuka website rekrutmen. Dan ternyata benar, saya masih lanjut, masih diberi keberuntungan. Alhamdullilah.

Psikotes telah berlalu, maka saya harus bersiap untuk ujian selanjutnya. Proses seleksi berikutnya yakni tes fisik, iya, tes fisik. Kami harus melakukan lari 12 km, push up 100 kali, sit up 100 kali, pull up 20 kali, berenang 200 meter, tapi itu hanya dalam khayalan saya, ehe. Kenyataannya, tes fisik PLN cenderung santai dan masih bisa kita persiapkan sebelum hari pelaksanaan. Tes fisik PLN rekrutmen Jogjakarta dilakukan di Laboratorium Klinik Pramita, kebetulan saya mendapat jadwal hari Rabu, 26 April 2017, pukul 10.00. Seperti pengumuman tes pada tahap – tahap sebelumnya, perhatikan instruksi yang diberikan agar tidak terjadi kesalahan pada hari pelaksanaan. Pada tes fisik ini, peserta diwajibkan mengisi formulir anamnesa (terlampir pada pengumuman) yang harus diberikan pada petugas laboratorium.
Pengumuman Tes Fisik

Tes fisik PLN pada rekrutmen ini berupa pengecekan tekanan darah (tensi), tes buta warna, berat badan dan tinggi badan, lingkar perut / lingkar pinggang, tes mata (minus), tes keseimbangan, tes ambeien dan tes khusus bagi pengguna kacamata. Tekanan darah sebisa mungkin normal (120/80 atau 110/90) , jangan sampai darah tinggi atau darah rendah. Perhatikan pola makan dan jangan lupa olahraga, jangan puasa ketika tes fisik ini karena takutnya terjadi tensi rendah. Seharusnya jika tubuh kita sehat maka tensinya normal. Tes buta warna seperti pada umumnya, kita diberi sebuah buku yang terdapat pola pola warna dan kita diminta untuk menyebutkan angka yang nampak. Berat badan, tinggi badan dan lingkar perut sebisa mungkin diperhatikan, jika merasa kegemukan mungkin bisa melakukan diet sebelum hari H, jika terlalu kurus maka porsi makan wajib ditambah. Standar yang diberikan PLN saya lupa, tapi sebagai perbandingan, tinggi saya 170 cm, berat 63 kg dan lingkar pinggang saya lupa. Hehe.

Selanjutnya tes mata, setiap perserta diminta untuk berdiri sejauh 4 / 5 meter untuk kemudian membaca poster yang berisi huruf dengan berbagai ukuran. Mata kanan dan mata kiri bergantian melihat poster tersebut, ketika menutup mata dengan tangan, jangan memejamkan mata, cukup ditutupi saja. Sehingga ketika mata dibuka tidak terjadi buram / berbayang. Setelah tes mata, peserta masuk ke tes keseimbangan. Peserta diminta untuk memejamkan mata, kemudian merentangkan kedua tangan dan mengangkat satu kaki. Pertahankan keseimbangan selama 30 detik. Setelah itu, peserta diminta untuk membungkuk, satu tangan di lantai dan kemudian diputar. Berputar – putar kemudian membuka mata, dan diminta untuk berjalan mengikuti garis lurus. Saran saya, coba praktekan dulu dirumah, ternyata tidka mudah lho, ehe.

Proses tes fisik terakhir yang paling mendebarkan adalah tes ambeien. PLN tidak menginginkan pegawainya memiliki ambeien karena berpotensi mengganggu kinerja, sehingga jika sempat, mungkin kita bisa mengeceknya di dokter terlebih dulu. Nah, pada tes fisik ini, tersedia dokter wanita dan dokter pria, tinggal pilih ingin diperiksa oleh siapa. Kebetulan saya mendapat dokter pria, kemudian saya masuk ke ruangan dokter tersebut. Dokternya ramah, kami mengobrol sebentar dan kemudian dokter menyuruh saya berdiri menghadap dinding. Kemudian saya disuruh membungkuk / menungging dan disuruh menurunkan celana. Tenang, ini bukan pemerkosaan atau pelecehan, sang dokter hanya ingin melihat lubang anus kita. Hahaha, tes ambeien memang membutuhkan keberanian yang tinggi bro, kita harus siap “ditusbol”, karena memang begitulah prosedurnya. Hanya 5 menit kok, tapi rasanya sampai pulang bakal masih terasa. Ehe


Proses tes fisik pada akhirnya berlangsung selama 3 jam, karena antrian yang cukup panjang dan disela dengan solat dhuhur. Lebih baik datang seawal mungkin karena sistemnya menggunakan nomor antrian, makin cepat datang maka semakin cepat selesai pula. Jangan lupa membawa persyaratan yang dibutuhkan dan sebisa mungkin jaga kesehatan. Jika sempat bisa pergi ke dokter untuk mengecek kondisi kesehatan terkini. Oiya, dari 942 peserta yang lulus psikotes, yang berhasil masuk ke tahap tes fisik ini berjumlah 663 peserta. Pengumuman tes fisik ini dijanjikan akan keluar dalam 3 hari. Mari berharap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekrutmen PLN – 3/8 Tes Adaptif PLN (TAP)

Bismillah Menyenangkan ketika sebuah kepastian telah diberikan dari awal, yap, pihak rekrutmen memberitahukan bahwa dalam 3 hari kedepan hasil dari Tes Akding akan diumumkan. Seperti momen sebelumnya, saya memilih untuk tidak terlalu memikirkan hal ini. Biarlah kabar gembira datang dengan tiba – tiba, ehe. Meskipun harap – harap cemas juga sebenarnya karena soal Tes Akding lebih banyak zonk. Tapi selalu berpikiran optimis dan tawakal merupakan penenang hati yang cukup ampuh. Pengumuman kembali datang tanpa disangka, ehe, dan alhamdulillah !. Masih diberi kesempatan untuk meneruskan langkah, dan kawan – kawan seperjuangan saya juga masih banyak tembus. Sebuah informasi, p eserta yang lolos pada tahap Tes Akding berjumlah 3.614 peserta. Pada tahap TAP ini, peserta yang dapat mengikuti hanya berjumlah 48% dari jumlah awal, yaitu sebanyak 1.735 peserta.  Seperti biasa, bersamana dengan pengumuman hasil tes, ada arahan untuk tes selanjutnya dan lampiran peserta yang lolos. M...

Rekrutmen PLN – 2/8 Tes Akademik dan Bahasa Inggris (Akding)

Bismillah Menunggu memang (sering kali) tidak menyenangkan, apalagi menunggu pengumuman yang akan menentukan nasib kita selanjutnya. Saya memilih untuk tidak terlalu menunggu hasil dari Seleksi Online yang telah saya lakukan tempo hari, dan memang begitu seharusnya. Tak perlu risau dengan sesuatu yang memang diluar jangkauan kita. Cukuplah berdoa dan selalu berpikir positif. Maka ketika kabar gembira itu datang, kita tidak akan terbawa perasaan senang yang berlebihan. Dan jika memang belum lolos, perasaan sedih tidak akan berlarut. Menurut saya sih, ehe. Kabar gembira yang datang tanpa ditunggu – tunggu merupakan kabar gembira yang menyenangkan. Betul saja, di siang hari yang terik, seorang teman cukup berisik ketika memberitahu bahwa dirinya mendapat email dari PLN. Sedikit cemas, saya buka juga inbox email saya, dan benar saja terdapat sebuah email masuk. “Ah, ini dia penentuan langkah selanjutnya” kata hati saya. Kemudian saya klik email cinta dari PLN itu, dan terny...